Saturday, March 3, 2012

KEIMANAN DALAM ISLAM

KEIMANAN DALAM ISLAM
A. Definisi Iman
Arti "iman-اَلْاِيْمَانُ "yaitu makna yang terbatas pada istilah / kata "iman" itu sendiri. Secara etimologi berarti اٰمَنَ - يُؤْمِنُ - اِيْمَانًا yang berarti mengamankan[1]. Di dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda :
اَلْاِيْمَانُ عَقْدٌ بِالْقَلْبِ وَ اِقْرَارٌ بِالِّسَانِ وَ عَمَلٌ بِالْاَرْكَانِ
”Iman adalah tambatan hati, ucapan lisan dan laku perbuatan[2].“
Dengan kata lain Iman adalah Tambatan hati yang menggema kedalam ucapan dan menjelma menjadi laku perbuatan.
اَلْاِيْمَانُ عَقْدٌ بِالْقَلْبِ وَ اِقْرَارٌ بِالِّسَانِ
Hal ini dapat diartikan sebagai pandangan hidup bagi orang beriman, sedangkan
وَ عَمَلٌ بِالْاَرْكَانِ
yang artinya sikap hidup, maka arti iman menjadi = Pandangan dan sikap hidup.
Contoh: seorang Insinyur pertanian yang diajarkan tentang teori pertanian di Fakultas pertanian, Sehingga teori tersebut menjadi tambatan hatinya dan ketika dia ditanya apa pandangan hidupnya dalam memandang kotoran sapi yang ada di desanya, Maka berdasarkan Ilmu pertanian yang dia tanggapi, Dia berpandangan bahwa kotoran sapi selain tersedia banyak di petani / peternak, Juga memiliki kandungan nitrogen dan potassium.
Di samping itu kotoran sapi merupakan kotoran ternak yang baik untuk kompos dengan demikian maka menurut insinyur pertanian bermanfaat, Maka sikap hidupnya adalah mengelolanya. Itulah pandangan dan sikap hidupnya. Tentu bertolak belakang bagi seorang dokter akan pandangan dan sikap hidupnya, Jika kotoran sapi itu ada dipekarangan sang Dokter maka berdasarkan Ilmu kedokterannya yang dia tanggapi, Akan memandang dan menilai bahwa kotoran sapi mengandung ribuan bakteri dan kuman yang sangat berbahaya bagi kesehatan, Sehingga sikap seorang dokter membuangnya jauh-jauh. Itulah contoh pandangan dan sikap hidup dari sudut pandang yang berbeda.
B.   Implementasi Nilai Iman Dalam Kehidupan Sehari-Hari.
Iman sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa iman, ibadah yang dilakukanakan sia-sia, bahkan amal yang dilakukan tidak akan sampai kepada Allah SWT, seperti yang dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Anbiya 94 :
“Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, Maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan Sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya.”  Keimanan dan ketaqwaan yang dianugerahkan Allah SWT untuk kaumnya haruslahdisyukuri dan diperkuat dengan cara meningkatkan ibadah amal, misalnya disamping   menjalankan ibadah wajib (sholat, zakat, puasa), juga menjalankan ibadah sunnah,misalnya dengan membayar infaq dan sedekah. Berikut penerapan iman dan taqwadalam kehidupan :
1.              Menjalankan keenam rukun iman.
2.              Menaati perintah Allah dan beramal sholeh untuk mendapatkan ridhlo Allah.
3.              Membersihkan diri dari hal-hal yang diharamkan (menghindari keharaman.
4.              Ringan tangan atau saling membantu sesama manusia.
5.      Menjaga aurat pada dirinya sesuai dengan ajaran agama.
6.      Menjaga amanah dan menepati janji. Sebagai orang yang beriman dan bertaqwaharuslah bisa menjaga amanah yang diberikan kepada dirinya danberusahalahuntuk selalu menepati janji selagi masih mampu.
7.      Menjaga sholat wajib. Menjaga sholat dalam kehidupan sehari-hari bukan persoalanyang mudah. Menjaga sholat ini berarti orang tersebut bisa menjaga waktunya, diaselalu sholat tepat waktu dan tidak menunda-nunda sholatnya. Disamping shalat tepat waktu orang tersebut juga menjaga cara dan bacaannya dengan benar sesuaidengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Disamping itu juga harus bisa menjaga efek positif dari sholat, yaitu dengan benar-benar menghayati danmelaksanakan apa yang telah dibaca dalam melaksanakan sholat.
8.      Selalu siap untuk menghadapi kematian sebagaimana dari rukun iman. Penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan di atas, memang telah dilakukan olehsebagian anak muda. Namun, sebagian darinya masih juga kurang sepenuhnya menerapkan iman dan taqwanya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak masalah yangmuncul akibat kurang kokohnya iman dan taqwa yang tertanam dalam diri masing-masing individu. Ada beberapa faktor penyebab munculnya masalah berkurangnya kekuatan iman dan taqwa dalam diri :
a.       Tidak mengenal siapa Allah SWT.
b.      Lalai dan memalingkan diri dari rambu-rambu agama,tidak memperhatikan ayat-ayat Allah dan hukum-hukumNya, baik yang bersifat kauni maupun syar’i. Sesungguhnya kelalaian dan sikap tidak mau tahu semacam itu pasti akan membuat hati menjadi sakit atau bahkan mati karena belitan syubhat dan jeratan syahwat yangmerasuki hati dan sekujur tubuhnya.
c.       Berbuat atau mengutarakan ucapan maksiat.Oleh karena itulah iman akan turun,melemah dan surut sebanding dengan tingkatan maksiat, jenisnya, kondisi hati orangyang melakukannya serta kekuatan faktor pendorongnya. Iman akan banyak sekali berkurang dan menjadi sangat lemah apabila seorang hamba terjerumus dalam dosa besar, jauh lebih parah dan lebih mengenaskan daripada apabila dia terjerembab dalam dosa kecil. Berkurangnya keimanan karena kejahatan membunuh tentu lebih besar daripada akibat mengambil harta orang. Sebagaimana iman akan lebih banyak  berkurang dan lebih lemah karena dua buah maksiat daripada akibat melakukan satumaksiat. Demikianlah seterusnya. Dan apabila seorang hamba yang bermaksiat menyimpan perasaan meremehkan atau menyepelekan dosa di dalam hatinya serta diiringi rasa takut kepada Allah yang sangat minim maka tentu saja pengurangan dankeruntuhan iman yang ditimbulkan juga semakin besar dan semakin berbahaya apabila dibandingkan dengan maksiat yang dilakukan oleh orang yang masih menyimpan rasa takut kepada Allah tetapi tidak mampu menguasai diri untuk tidak melakukan maksiat. Dan apabila dilihat dari sisi kekuatan faktor pendorong yang dimiliki orang maka penyusutan iman yang terjadipun berbeda. Apabila suatu maksiat terjadi pada diri orang yang faktor pendorongnya semakin lemah atau semakin kecil maka penurunan iman yang ditimbulkannya juga akan semakin besar,semakin parah dan lebih tercela daripada orang yang bermaksiat tapi memang padanya terdapat faktor pendorong yang lebih kuat dan lebih besar. Oleh sebab itulah orang miskin yang sombong dan orang tua bangka yang berzina dosanya lebih besar daripada dosa orang kaya yang sombong dan perbuatan zina seorang yang masih muda. Hal itu sebagaimana dikisahkan di dalam hadits Rasulullah SAW :
Ada tiga golongan orang  yang tidak akan diajak bicara oleh Allah dan tidak akan diperhatikan oleh-Nya pada hari kiamat. Dan di antara mereka itu adalah orang tua beruban yang berzina dan orang miskin yang sombong”.
d.      Meninggalkan ketaatan, baik berupa keyakinan, ucapan, maupun amalan fisik. Sebab iman akan semakin banyak berkurang apabila ketaatan yang ditinggalkan juga semakin besar. Apabila nilai suatu ketaatan semakin penting dan semakin prinsip maka meninggalkannya pun akan mengakibatkan penyusutan dan keruntuhan iman yangsemakin meninggalkannya bisa membuat pelakunya kehilangan iman secara total, sebagaimana orang yang meninggalkan shalat sama sekali. Perlu diperhatikan pula bahwa orang yang meninggalkan ketaatan itu terbagi menjadi 2 ada yang menyebabkan siksa dan hukuman apabila yang ditinggalkan adalahberupa kewajiban, dan tidak ada alasan yang haq meninggalkannya, kedua sesuatu yang tidak akan mendatangkan hukuman dan siksaan karena meniggalkannya seperti

meninggalkan kewajiban karena udzur syar’i (berdasarkan ketentuan agama) atau hissi (berdasarkan sebab yang terindera) atau tidak melakukan amalan yang hukumnya mustahab/sunnah. Contohnya orang yang meninggalkan kewajiban karena udzur syar’i atau hissi adalah wanita yang tidak shalat karena haidh, sedangkan contoh orang yang meninggalkan amal mustahab/sunnah adalah orang yang tidak mengerjakan shalat dhuha.
Tidak ada permasalahan yang tidak ada penyelesaiannya, adapun cara penyelesaian terhadap masalah-masalah yang terjadi adalah sebagai berikut :
1.      Membiasakan diri membaca Al Qur’an dan merenungkan ayat-ayat Allah baik ayat kauniyah maupun ayat syar’i, karena apabila seorang hamba terus menerus memperhatikan dan merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah beserta kemaha kuasa-Nya  yang sangat elok itu.
2.      Memperbanyak dzikir kepada Allah
3.      . Mengenali nama-nama dan sifat-sifat Allah, karena apabila pengetahuan hamba terhadap tuhannya semakin dalam dan berhasil membuahkan berbagi konsekuensi yang diharapkan, maka pastilah keimanan, rasa cinta, dan pengagungannya kepada Allah juga akan semakin meningkat dan menguat.
4.      Senantiasa berbuat ketaatan demi mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena sesungguhnya pasang surutnya keimanan itu juga tergantung pada kebaikan dan jumlah amalan. Apabila suatu amal memiliki nilai lebih baik disisi Allah maka peningkatan iman yang dihasilkan darinya juga akan semakin besar. Sedangkan standar kebaikan amal itu diukur dengan keikhlasan dan konsistensi mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Apabila dilihat dari sisi jenis amalan, maka amal terbagi menjadi amal yang wajib dan amal yang sunnah, yang tentunya amal yang wajib lebih utama dari amalan sunnah.
5.      Menghindari dan meninggalkan hal-hal yang berbau maksiat karena rasa takut kepada Allah SWT, karena kemampuan meninggalkan kemaksiatan menujukkan kekuatan yang dimilikinya sebab mampu mengedepankan imannya daripada menuruti hawa nafsunya.



Al-imaanu yajidu wayankus; iman itu kadang naik kadang turun.
IMAN

Nabi Muhammad saw adalah nabi yang terakhir, yang diutus oleh allah swt. Untuk seluruh alam ( pembawa rahmat bagi seluruh makhluk di dunia ini
Nabi Muhammad saw mempunyai tugas khusus yakni da`wah, menyampaikan kebaikan dab mencegah kemungkaran, sebagaimana diterangkan dalam ayat suci Al-Qur`an,” Orang – orang beriman, baik laki-laki maupun wanita sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.”(At-Taubah : 71 )
Sebelumnya Allah swt. Telah mengirimkan nabi-nabi-Nya yang terdahulu untuk menyebarkan agama Allah swt. Kepada manusia di muka bumi ini agar manusia mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
Demikianlah Nabi Muhammad saw. Adalah nabi yang terakhir yang mengemban tugas khusus yaitu tugas da`wah dan kita sebagai umatnya mempunyai tugas yang sama yaitu da`wah, baik laki-laki maupun wanita.
Nabi Muhammad saw. Adalah nabi terakhir dan nabi yang paling baik, kita umatnya yang terakhir dan umat yang terbaik.
Dikatakan dalam hadits bahwa kelak diakhirat diharamkan surga bagi nabi dan umat-umat terdahulu sebelum Nabi Muhammad saw beserta umat beliau memasukinya terlebih dahulu.
Umat Nabi Muhammad saw adalah umat yang terbaik karena umat da`wah (mengemban tugas da`wah ), mengapa disebut paling baik / terbaik ?, karena tugas da`wah adalah tugas yang paling mulia disisi Allah swt., sampai-sampai Nabi Musa as. Pun ingin menjadi umat Muhammad saw, tetapi tidak dikabulkan oleh Allah swt. Hanya nabi Isa as. Yang dikabulkan kelak menjadi umat Rasulullah saw.
Pada waktu Nabi mengerjakan haji wada`, nabi telah berkhotbah dihadapan para umatnya dan para sahabatnya, pesan beliau antara lain :
“ Hai sekalian manusia ketahuilah oleh kamu bahwa Tuhan mu satu. Kamu sekalian keturuna Adam as. Yang dijadikan dari tanah, sesungguhnya yang termulia disisi allah swt adalah orang yang paling bertaqwa kepada-Nya.”
Kemudian Nabi menerima wahyu dari Allah swt, surat Al-Ma`idah yang intinya bahwa Allah telah redha Islam menjadi agama . Para sahabat mendengar dan membenarkan serta Nabi berpesan kepada yang mendengarkan agar menyampaikan pesan-pesan beliau kepada yang tidak hadir dan yang dialam roh.
Sejak saat itu para sahabat dan yang hadir disitu mengemban tugas untuk menyampaikan da`wah dan menyebarkan para sahabat yang kira-kira 124.000 orang keseluruh penjuru dunia, hanya 10.000 orang meninggal di Makkah, sedangkan yang lainnya meninggal di luar Makkah, seperti : Cina, Spanyol, Prancis, Roma dll.
Akhirnya kitapun demikian, mempunyai tugas yang sama dengan para sahabat Rasulullah. Bagaimana agar manusia raat kepada Allah swt dan Rasul-Nya, semua ini tergantung pada fikir dan usaha atas umat di seluruh alam.
Untuk memahami antara hubungan aagama dengan hidayah harus ada usaha setiap orang, contoh : lemparkan batu ke sebuah danau, maka batu akan jatuh ketengah danau tapi riaknya bergelombang sambung bersambung keseluruh danau hingga ketepinya.
Sama halnya bila seorang muslim berda`wah pada suatu tempat dan fikir atas seluruh umat manusia, maka Allah swt akan turunkan hidayah keseluruh alam. Jadi berkembangnya usaha da`wah ini tergantung pada fikir dan usaha kita.
Contoh :
? Setelah Ka`bah dibangun oleh nabi Ibrahim as. Beliau mendapat perintah dari Allah swt untuk memanggil seluruh umat. Beliau meresa bingung karena tidak mampu bagaimana untuk memanggil seluruh umat yang sekian banyaknya untuk datang ke Ka`bah, Allah swt berfirman : Kerjakanlah perintah-Ku ( hanya memanggil dan menyampaikan ), Akulah yang akan menyebarkan suaramu keseluruh umat di alam ini.”
? Demikianlah ketika nabi Ibrahim a.s menyeru suaranya, Allah sampaikan keseluruh penjuru dunia dan juga pada ruh-ruh manusia, ini terbukti setiap tahun dari berbagai penjuru dunia manusia berbondong-bondong menunaikan ibadah haji.
Jadi pada dasarnya kita umat nabi yang terakhir disuruh menyampaikan walau hanya 1 ayat saja, sedangkan hidayah adalah Allah yang akan turunkan pada orang yang Dia kehendaki.
Lita harus berdo`a kepada Allah swt bagaimana agar kita mempunyai fikir yang sama dengan fikirnya nabi dan rapa sahabatnya.
Jadi :
? Fikir nabi adalah fikir kita
? Kerja nabi adalah kerja kita
? Tugas nabi adalah tugas kita
? Cemas nabi adalah cemas kita
? Risau nabi adalah risau kita.
Setiap saat nabi selalu risau pada umatnya, demikian pula kita hendaknya selalu cemas dan risau pada umat yang besar ini. Sewaktu nabi hendak wafat nabi selalu risau pada umat ( ummati-ummati, ashsholah,an-nisa`-annisa` ).
Kita harus selalu risau dan fukir setiap saat bahwa setiap detik ada orang – orang yang mati tanpa menyebut kalimat “Laailaahaillallaah”, sehingga mereka dilemparkan ke nerakanya Allah swt, bagaaimana kalau ini semua terjadi pada saudara-saudara kita ?
Dan kitapun harus ada fikir bagaimana saudara-saudara kita muslim yang ada di negara-negara Islam yang saat ini sedang tertindas kehidupannya. Bagaimana saudara muslim kta yang saat ini belum mengamalkan sunnah-sunnah nabi. Bagaimana dengan saudara-saudara kita baik itu muslim ataupun non-muslim agar Allah turunkan hidayah kepada mereka, hingga mereka masuk ke dalam Islam secara Kaffah.
Perlu diketahui, kerja agama penting untuk kesempurnaan agama.
Jika kita punya fikir atas seluruh umat manusia setiap usaha yang kita lakukan ( da`wah ) akan diterima oleh Allah swt sebagai perantara turunnya hidayah.
Umat Islam sekarang ini banyak dihinakan karena banyak yang tinggalkan sunnah-sunnahnya. Kita semua ( laki-laki dan perempuan ) mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama yakni da`wah, Da`wah adalah kerja yang sangat disukai Allah dan kedudukannya sangat tinggi dan mulia disisi Allah, dibandingkan dengan amalan apapun.
Dengan sering da`wah maka iman akan naik, tentunya kerja ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Usaha da`wah ini memerlukan pengorbanan-pengorbanan yang tidak sedikit. Fikir sesaat tenteng agama Allah lebih baik dari 70 tahun ibadah .
3 Perkara Untuk Mendapatkan Fikir Alam :
1. Do`a, agar Allah swt memberikan kekuatan fikir alam pada kita untuk umat seluruh alam.
2. Kita harus selalu berfikir, bahwa setiap detik ada orang yang mati tanpa kalimah iman,sehingga mereka dilemparkan ke neraka.
3. Fikir, bagaimana saudara-saudara muslim yang hidupnya miskin, lemah iman, sedikir saja dorongan dan bantuan dari orang non-muslim dapat menjerumuskan pada malapetaka kekafiran.
Allah swt akan menjaga diri kita apabila dalam diri kita ada 3 sifat :
1. Setiap saat, risau pada umat bertambah dalam fikir kita, fikir Islam dan non Islam.
2. Beri da`wah ifrirodi setiap waktu, dengan demikian kita bahu membahu menyelesaikan masalah umat.
3. Kasih sayang dapat bertambah pada setiap muslim tiap hari bertambah. Kasih sayang dapat bertambah kalau kita tidak melihat kelemahan atau kekuranga saudara kita, pandanglah selalu kebaikannya. Rasul bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang sebalum menyayangi orang lain seperti dia menyayangi dirinya sendiri.”
Mencari Jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan beriman dan beramal shaleh:
Menjadi saudara Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam
Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu berkata Rasulullah shalallahu’alaihi wasalam bersabda : “Aku  ingin sekali bertemu dengan saudara-saudaraku. Para sahabat berkata “Bukankah kami ini adalah saudara-sudara engkau?” Beliau menjawab, kalian adalah sahabatku. tetapi saudara-saudaraku adalah orang-orang yang beriman kepadaku sedangkan mereka belum melihat aku. (Diriwayatkan Oleh Imam Ahmad III/155)
Ingin menjadi saudara Rasulullah, bisa ditempuh dengan beriman kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam.
Dari Abbas bin Abdul Munthalib radhiallahu’anhu berkata, “Aku mendengar Rasullullah Shalallahu’alaihi wasalam bersabda “Akan merasakan lezatnya iman siapa yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya , dan Muhammad Shalallahu’alaihi wasalam sebagai utusan Allah.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim , Bab Dalil yang menyatakan bahwa orang yang Ridha Allah sebagai Rabbnya.., hadist no. 151)
Dari Abu Umamah radhiallahu’anhu  bahwasannya seseorang bertanya kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wasalam, “Wahai Rasulullah, apakah iman itu?” Beliau menjawab, “Apabila amal baikmu membuatmu gembira, dan amal burukmu membuatmu susah (sedih), berarti engkau adalah seorang mukmin (orang beriman).” (Diriwayatkan oleh Hakim dan menurutnya Shahih, disepakati oleh ad Dzahabi I/13, 14)
QS. Al Ghasyiyah  88:21-22.
“Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.”
“Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka”
QS. Al ‘Ala 87:9-10. “Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat”.
“orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran”
Orang-orang yang diberi keimanan pada hatinya akan mendapatkan pelajaran.
Tingkat keimanan seseorang kepada Allah, berbanding lurus  dengan  rasa takutnya  / taatnya ia  kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Supaya mudah mendapatkan pelajaran maka iman harus kuat terlebih dahulu.
Salah satu sebab menguatnya iman adalah dengan sering mengagung-agungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Yang bisa membuat seseorang beriman adalah hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Salah satu sebab diberikannya hidayah adalah doa supaya diberi hidayah.
Mari saling mendoakan dengan tulus.
Tidak bolehnya mencari-cari kesalahan dan mendengarkan bicara orang lain :
Dari abu hurairah radhiallahu’anhu : bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam bersabda :
“Jauhilah oleh kalian berprasangka, karena berprasangka adalah merupakan seburuk-buruk pembicaraan, serta janganlah kalian meraba-raba dan mencari-cari kesalahan orang lain. Janganlah kalian saling berdebat(kusir  pen), saling hasud menghasud, saling benci membenci dan saling belakang membelakangi, tetapi jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara, sebagaimana yang diperintahkan kepada kalian. Orang Islam adalah saudara bagi orang Islam yang lain, tidak boleh saling menganiaya, membiarkan, mendustakan dan saling menghina. Taqwa itu di sini, dan (sambil) beliau mengisyaratkan (menunjuk) ke dadanya tiga kali. Cukuplah seseorang dikatakan orang jahat (buruk perangai) apabila  dia menghina saudaranya yang Islam. setiap orang Islam dan orang islam yang lain adalah haram darahnya, kehormatannya dan hartanya.
sesungguhnya Allah tidak memandang tubuh, rupa dan amal-amal perbuatanmu, tetapi Allah memandang kepada hatimu.
Dalam riwayat lain dikatakan : “Dan janganlah kalian saling hasud menghasud, saling benci-membenci, serta janganlah kalian saling meraba-raba kesalahan orang lain dan jelek-menjelekan, tetapi jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.” (Diriwayatkan oleh imam Muslim dan imam Bukhari, tetapi sebagian besar diriwayatkan oleh Imam Bukhari)
QS. Al Hujurrat 49:12. ‘Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.  Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.  Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.’
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu’anhu, ia berkata : rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam bersabda ‘Orang Islam adalah kaum muslimin
yang terhindar dari gangguan lidah dan tangannya; sedangkan orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan segala apa yang dilarang Allah.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwasanya Rasululah Shalallahu’alaihi wasalam bersabda: “pintu-pintu surga itu di buka setiap hari Senin dan Kamis, kemudian pada hari itu diampunilah dsa setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali orang yang berselisih dengan saudaranya, dimana dikatakan ” Tunggulah dua orang ini sampai damai.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Perintah Menjauhi kebanyakan dari prasangka dan cacian terhadap orang lain.
Jangan saling mendustakan saudara sesama muslim.
Mengikhlaskan ibadah dan berdamai hati sesama muslim.
Keutamaan Sholat Isya dan Sholat Subuh:
Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam bersabda : “Seandainya manusia mengetahui keutamaan Shalat Isya dan subuh tentu mereka mendatangi keduanya (berjamaah) meskipun dengan merangkak” (Diriwayarkan Oleh imam Bukhari dan Muslim)
Dari jundub al Qasri Radhiallahu’anhu berkata , Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam bersabda “Barang siapa mengerjakan shalat subuh , maka ia berada dalam perlindungan Allah! Oleh karena itu berhati-hatilah, janganlah sampai Allah menuntut kalian atas sesuatu yang berada dalam jaminan perlindungan-Nya, karena siapa saja yang dituntut oleh Allah atas sesuatu yang di bawah jaminan-Nya , pastilah Allah akan menagkapnya, kemudian menyeretnya di atas wajahnya ke dalam neraka jahannam.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim , Bab keutamaan shalat Isya …., Hadist no.1494)
Dari utsman bin Affan Radhiallahu’anhu , ia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam bersabda : “Barang siapa shalat Isya’ dengan berjamaah, seolah-olah ia mengerjakan shalat setengah malam, Dan barang siapa yang shalat Subuh dengan berjama’ah, seolah-olah ia mengerjakan shalat semalam suntuk.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Turmudzi)
Mari kita Shalat Isya dan Subuh Berjamaah.
Meminta maaf dan mengikhlaskan perkara kita terhadap seluruh umat Muslim dan orang Beriman,
Cara meminta maaf bisa dengan memohonkan ampunan dengan tulus kepada seluruh umat Muslim dan orang Beriman,
ilmu hanya bermanfaat untuk orang yang beriman.
mari latihan menjadi orang yang beriman dan menguatkan iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mohon supaya dimudahkan menghadapi ujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.